Athazagoraphobia (Chapter 3)

Author : GUE ELO END! *loh*
Warning : CERITA YANG ANEEEEEEH , WATCH OUT
Quotes from Author :

Whoa ? Secepat ini updatenya ternyata -__-

Aaaa—aa I’m sorry readers if this chapter is not good enough for you all TT_TT
I’m sorry , because I make this story with a little bit edit =_= (yang chapter 2 ngga ada yang diedit malah) -_- *author sesat* *jangan ditiru*

Thank you for reading ,  =,=
Yo yo yo ... Kripik kritik pedas atau manis diterima!
Dan satu lagi : jujur , Author ngga tau ini cerita bakal sampe chapter berapa -__-

***

“AKIRA! AKIRA!!” walaupun pingsan , aku dapat merasakan beberapa orang mengerumuniku dan memanggil-manggil namaku , aku membuka mataku sedikit dan melihat Yuu terlihat pucat dan memegangi bahuku . Aku membuka mataku dan merasa sadar sepenuhnya walau aku merasakan nyeri yang hebat di belakang kepalaku dan mataku berkunang-kunang

“Syukurlah kau bangun” kata Yuu “Willem daritadi belum bangun.. Sepertinya cedera yang ia alami lebih parah daripada cederamu” aku menoleh dan mendapati Willem berada di sebelahku , sepertinya ia bukan pingsan , melainkan tertidur , aku dapat mendengar suara ngoroknya

Aku menatap Yuu “Mana polisinya? Di villa ini ada pembunuh! Dan kita harus segera membutuhkan bantuan polisi!”

“Polisi dan petugas medisnya terjebak macet!!” kata Yuu “Gue panik , bener-bener panik sekarang” katanya sambil menjambak rambutnya dan mengacak ngacak rambutnya “Gue merasa gagal sebagai ketua kelas”
“Nggaklah! Lu terlalu lebay!” bentakku pada Yuu “Ini semua bukan salah lu! Ini semua salah si pembunuh itu!”

Yuu terdiam

Aku turun dari kasur tersebut dan berusaha menyeimbangkan tubuhku yang benar-benar pusing dan kehilangan keseimbangan kemudian menatap sekeliling “Hey! Ayumu bagaimana? Dan Eri?”
“Engg... Dia sedang ditangani oleh Akemi , Akemi kan anak PMR..” kata Ryuu yang daritadi ada di pojok ruangan tersebut . Mendadak aku merasa lega , Akemi bagaikan malaikat penolong bagi kami semua “Tetapi Eri kami biarkan berada di ruangan tersebut.. Lagipula .. Kau mau jika ada mayat diantara kami? Walaupun itu  mayat teman kita sekalipun?”

Tentu tidak , aku lebih memilih tidur dengan anjing liar daripada tidur dengan mayat

“Kami memutuskan terlalu berbahaya jika kita terus berada di luar kamar sementara pembunuh berkeliaran di rumah ini dan mengincar nyawa kami semua...” kata Yuu
“Karena itu , kita harus ada di kamar ini saja! Anak-anak perempuan juga ada di kamar sebelah dan dihubungkan dengan pintu tersebut” kata Aoi menyambung pembicaraan Yuu sambil menunjuk pintu putih di bagian timur kamar tersebut .

Aku segera membuka pintu putih tersebut dan kemudian aku mendengar Akemi berteriak “KETUK DULU PINTUNYA, BAKA!!”
Aku segera menutup pintu tersebut dan nyengir “Maaf, maaf.. Lagi ganti baju ya?”
Kemudian pintu tersebut dibuka lagi oleh Akemi dan kemudian dengan cepat ia meninju perutku dan menutup pintunya dengan kasar . Aku tertawa lebar , disusul dengan tawa Ryuu “Maaf deh!”

“Udah jangan gangguin mereka!” kata Aoi membela pihak perempuan “Kasihan kan.. Ayumu lagi sakit gitu”

“Iya deh maaf .. Maaf” Aku duduk di pojok ruangan dan mengingat sesaat setelah aku dipukul oleh sang pelaku , dan kemudian aku mengingat sesuatu – yang sangat penting dari sang pelaku

“Yuu!!” seruku pada Yuu
“Ada apa?” tanyanya
“Aku sepertinya tahu pelaku itu!” kataku “Oke, aku hanya tahu jenis kelaminnya saja.. Perempuan”
“Hah? Cewek?” seru Aoi tercengang “Kok ada sih cewek yang sekejam itu?”
“Ada aja sih..” kataku “Tapi gue tadi liat dia pake celana gombrang banget , kayaknya buat nutupin kaki jenjangnya , dan rambutnya panjang”
“Tapi preman-preman pasar juga ada yang rambutnya panjang dan pake celana gombrang sobek-sobek, kan?” kata Yuu

Sial , dia benar juga

“Eng... Nggak tahu sih” kataku “Tapi tadi yang gue liat itu.. Tapi gue nggak liat wajahnya soalnya tadi dapur gelap banget”
“Yaudah , menurut kalian si pelaku mungkin sendirian atau berdua?” kata Ryuu
“Kata gue satu orang” kataku “Orang psikopat bisa melakukan apa aja, kan?”
“Dua orang juga bisa” kata Yuu “Tapi kalo dua orang terlalu beresiko ketahuan sih”
“Kenapa dia selalu nyerang cewek? Apa gara-gara dia itu sesama cewek ? Atau gara-gara dia itu cowok dan hanya berani ke cewek?” kataku memikirkan Ayumu dan Eri yang sebelumnya telah diserang oleh pembunuh tersebut

Semuanya terdiam

“Udah , kelamin dan identitas nggak penting buat sekarang!” kata Aoi “yang penting sekarang , gimana kita keluar dari rumah ini , dengan selamat!”
“Setuju!” kataku “Hey! Kenapa kita nggak keluar aja dan lapor satpam? Atau kita nginep dulu di pos satpam sampai keadaan aman?”
Aoi , Ryuu dan Yuu berpandangan “Eng.. Oh ya, sebenernya kita lupa ngasih tau satu hal yang penting setelah lu pingsan....”
“Hah?” kataku “Apaan tuh?”
“Tau gak , kunci pintu depan villa ini ilang” kata Yuu , wajahnya berubah menjadi pucat lagi “Dan semua pintu keluar terkunci , juga jendelanya”
“Apa-apaan!!” seruku “Pasti perbuatan pelaku, kan?? Gila abis”
“Yep” kata Ryuu “Orang gila yang berniat menghabisi nyawa anak-anak SMP tak berdosa”
“Tak berdosa? Sok innocent banget lu” kata Yuu pada Ryuu , Ryuu tertawa puas

Aku menyibak gorden di ruangan itu dan mencoba membuka jendelanya , benar saja ! Jendelanya terkunci rapat , sepertinya si pelaku sudah merencanakan semua hal ini matang-matang . Sepertinya dia sudah ada di villa ini sebelum kami sampai di villa ini

Tiba-tiba aku mendengar jeritan dari kamar perempuan di sebelah

Yuu dan aku langsung membuka pintu putih penghubung kamar kami dengan kamar para perempuan dan kami semua terkejut mendapati seseorang dengan jubah hitam sedang mengacungkan pedang samurai ke arah Akemi , ia terkejut saat kami membuka pintu dan mengacungkan pedangnya kearah kami – ke arahku , lebih tepatnya . Aku mengamati seluruh kostumnya , kostum yang sama dengan orang yang memukulku dari belakang , hanya bedanya , kali ini ia memakai jubah dan topeng hitam yang menutupi setengah mukanya , namun kami masih dapat melihat matanya dari bolongan di topeng hitam tersebut dan bibirnya yang tidak ditutupi oleh topeng yang tersenyum penuh kemenangan

“Gue rasa semuanya hampir berakhir” kata perempuan tersebut sambil tertawa dengan suara serak menyeramkan
“Jangan bercanda!!” kataku sambil mengangkat tongkat baseball yang –  ternyata saat aku pingsan di dapur masih tetap kupegang sampai sekarang “Satu lawan tujuh, huh? Di ruangan sebelah juga ada Aoi yang lebih kuat” kataku bohong, iyalah .. Aoi adalah cowok paling letoy di kelas kami
“Gue bisa kok ngehabisin lu semua”
“Hah.. Jangan bercanda” kataku sombong pada perempuan itu “Lu cuma sendirian, men .. Sementara gue ada temen-temen gue” kataku sambil melirik Yuu yang berkeringat dingin dan gemetaran “ya kan, Yuu?”

Yuu mengangguk gemetar

“Tapi gue punya ini” katanya sambil mengacungkan samurai itu sekali lagi kepadaku . Aku berusaha bersikap tenang dan mengabaikannya “Cuma samurai” kataku sambil tersenyum .

Sedetik kemudian ia menebaskan pedang tersebut ke arahku dan aku menghindar dengan mulus

Aku memukul tongkat tersebut ke arahnya namun meleset , sekali lagi , ia mencoba melukai dadaku dengan samurai tersebut tapi meleset lagi dan hanya mengenai lenganku , namun sabetan yang sedikit itu membuat lenganku mengucurkan banyak darah dan terasa sangat perih . Yuu memancing perhatiannya dengan melempar sepatu All Star ke kepalanya dan mengenai kepala si pelaku dengan mulus , dan sepatu itu – yang aku tahu dengan pasti – itu pasti milik Willem . Ternyata sepatu Willem tersebut memang benar-benar membantu . Perempuan itu membalik badannya dan berusaha melukai Yuu juga , dengan sekuat tenaga , aku mengayunkan tongkat baseball milik Yuu ke kepalanya , dan berhasil . Ia tersungkur di lantai dan mengerang-erang kesakitan

“Udah gue buktiin, kan?” kataku padanya dengan berbesar kepala
Ia tertawa, tawa yang sangat menyeramkan , mengerikan dan penuh dengan kesedihan . Kemudian kami semua melihat air mata jatuh di kedua pipinya yang tidak tertutup oleh topeng “Maafin gue! Maafin gue!! Temen temen –“
“Ngapain minta maaf?” kataku “Semuanya udah berakhir tau nggak! Lu udah kalah dan bentar lagi polisi bakal dateng , lu juga bukan temen kita .. Dan....”
Ia tersenyum kemudian ia bangkit dan menendang perutku , kemudian dengan cepat meraih gagang pintu kamar tersebut dan langsung berlari ke luar kamar tersebut . Sial!! Dia kabur!

“Eh! Dia kabur!!” kataku pada Yuu “Cepet kejer dia!!!”
“Biarin! Yang penting sekarang .... Ayumu ilang!”
“Hah?” aku mencari-cari dimana Ayumu di ruangan tersebut . Namun hasilnya nihil
“Akemi!! Dimana Ayumu? Apa dia nyulik Ayumu??” tanyaku pada perempuan tersebut dengan sedikit kasar . Ia menatapku ketakutan “Ayumu... Dia itu ... Ternyata .. Orang berjubah tadi”
“Apa??” bahkan Aoi yang bertugas menjaga Willem di kamar sebelah langsung buru-buru berlari dan menghampiri Akemi yang sedang gemetar “Jangan bercanda!”






======================================


Akemi dan Akachi menceritakan bagaimana kronologis ceritanya di ruangan untuk perempuan , Akemi membalut tanganku yang terkena samurai milik Ayumu sementara Akachi akan bicara , Willem sudah siuman dan ia terlihat seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa .

“Ternyata luka di jidat Eri dan retakan di tulang Eri hanya bohongan” kata Akachi angkat bicara “Ia tidak benar-benar sakit , dia memakai darah bohongan dan tidur-tiduran di lantai agar terlihat seperti jatuh dari lantai atas”
“Lalu..” Akachi menarik nafas dan melirik kami semua “dia bilang dia adalah suruhan , untuk menebus dosa-dosanya yang telah lalu

Menebus dosa apanya ? Yang ada malah menambah dosa

“Suruhan siapa?” tanya Aoi bingung “Pasti ada yang berperan di balik layar”

Ya, pemeran di balik layar yang memukuli tubuhku dan Willem saat Ayumu sedang sibuk digotong dan dikerumuni banyak orang


“Siapa?” tanya Willem yang sudah kuceritakan tentang apa yang telah terjadi pada kami semua saat dia pingsan “Siapa yang berperan di balik layar itu?”
“Seseorang yang jahat tentunya”
“Jahat , kejam dan tidak mempunyai hati”
“Seperti Ayumu” kataku tanpa kusadari
“Ya...” yang lainnya mengangguk “Seperti dia.. Aku sama sekali tidak menyangka”

Mendadak pintu kamar kami didobrak oleh seseorang dan terbuka dengan begitu mudah – padahal pintu tersebut sudah kukunci dan aku dapat melihat perempuan berjubah – maksudku, Ayumu lagi , ia memegang samurai dan menatap kami semua dengan tatapan marah . Apalagi softlens-nya yang merah yang dapat aku lihat dari balik topengnya menambah kengerian perempuan gila tersebut “Apa kata kalian ??Aku tidak punya hati??”

Sial , dia mendengar semua pembicaraan kami . Aku mendadak merasa takut, karena aku-lah yang pertama kali mengatakan ia jahat dan tidak punya hati

“Siapa yang tidak punya hati??” serunya melengking , ia menatap kami semua dan – dengan tidak ragu-ragu lagi – ia menusuk perut Akachi yang berada paling dekat darinya dan menatap kami semua . Dengan cepat Akemi menghampiri Akachi yang dari perutnya terus mengeluarkan darah

“Akachi! Akachi! Tunggu sebentar ak—“ suara Akemi terhenti saat Ayumu juga menancapkan samurai panjangnya ke punggung Akemi , Akemi menjerit sekuat tenaga dan kemudian Akemi dan Akachi tersungkur di lantai . Aoi segera menghampiri kedua perempuan tersebut dan memberikan pertolongan pertama . Ryuu langsung menendang muka Ayumu dan kemudian kaki Ryuu tahan dengan samurainya itu

“Perempuan seperti apa kau?!” kata Ryuu mendesis “Kuat sekali”

“Kalian belum tahu siapa aku” katanya “Kau tahu? Polisi-polisi yang akan datang ke villa ini juga sudah terbunuh .. Hehehe ... Selamat ya, kalian telah terjebak di villa ini dengan seorang pembunuh tanpa alat komunikasi sama sekali” ia mendorong tubuh Ryuu dengan kuat sehingga tubuh cowok basket yang paling kekar di kelas kami itu mengenai tembok dan menimbulkan bunyi retakan yang sangat membuatku merasa kasihan sekaligus marah

“Ayumu hentikan! Apa yang telah mempengaruhi alam bawah sadarmu!??” kata Willem berani mati

“Oh ya?” kata Ayumu “Kau tidak perlu tahu apa-apa tentangku”

“Darimana kau tahu polisi itu terbunuh??” tanya Yuu

Bukannya menjawab, perempuan itu malah tersenyum dan tertawa lebar “Tadi... Saat Eri terbunuh ... Aku bilang aku mencari handphoneku kan? Aku menelfon master dan memberitahukan bahwa Yuu sudah menelfon polisi.. Dan – oh ya! Master akan datang kesini dia bahkan sudah ada disini” katanya sambil tersenyum puas

Master ? Pasti orang itu yang bekerja di balik layar! Orang jahat yang merencanakan semua ini!!

“Kau tahu kenapa aku pura-pura terjatuh dari lantai atas?” tanyanya padaku dengan sorot mata tajam “Aku tahu , cowok sok pemberani sepertimu pasti akan percaya saja tentang apa yang aku katakan tentang si pelaku dan menyelidikinya .. Jadi, sebenarnya kau harus dimusnahkan dahulu, Akira!” ia menyebut namaku dengan begitu dingin . Jadi dia sengaja memancingku untuk pergi ke dapur saat itu? Sial
“Cewek licik!” seruku padanya “Licik sekali”
“Memang” katanya sambil tersenyum “Dan... Yuu..” ia menoleh kepada Yuu yang terlihat sangat marah dan takut “Kau tahu? Bibimu itu.. Juga aku yang membunuhnya , habis... Dia menghalangi”
“APA-APAAN KAU!! BERANINYA!!” Yuu menerjang ke arah Ayumu dan mencoba memukul perempuan tersebut – dengan cepat Ayumu menghantam kepala Yuu dengan gagang samurainya dan memukulinya dengan gagang samurai hingga Yuu babak belur
“Hentikan! Hentikan!” seru Willem sambil menarik samurai tersebut dari Ayumu yang lengah dan kemudian Willem mengambil samurai tersebut dari genggaman Ayumu dan berteriak “SAMURAI INI MILIK GUE SEKARANG!!”
“Sayang sekali , aku masih punya senjata cadangan” katanya sambil merogoh sesuatu di jubahnya “Dan ini pasti bakalan lebih seru dan lebih asik daripada samurai doang”
Ia mengeluarkan sebuah kampak merah dari jubahnya
“Ayo, Willem, Akira ,Yuu.. Mau bermain bersamaku?”


--- To be continued on chapter 4! ---

This entry was posted on 31 Mei 2011. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

7 Responses to “Athazagoraphobia (Chapter 3)”

  1. edaaan jadi hebat begini \(O___O)/

    BalasHapus
  2. hebat ? -_-
    biasa aja tau jal XP masih sadisan cerpen orang laiiin v-_-v

    BalasHapus
  3. iya... maksud gue adegannya langsung "Bacok-bunuh-bantai" begini .___.

    BalasHapus
  4. WAHAHAHAHA XXDD
    saya tak sabar menulis adegan-yang-seperti-itunya jal 3:D

    BalasHapus
  5. “Ternyata luka di jidat Eri dan retakan di tulang Eri hanya bohongan” << bukannya Eri yang di gantung tea bang? ko jadi luka di jidat sama retakan tulang? *saya bingung*


    terus ada lagi bang Olip saya mau tanya::

    Ryuu langsung menendang muka Ayumu dan kemudian kaki Ryuu tahan dengan samurainya itu

    nah itu maksudnya apa ya? kaki si ryuu di tahan sama samurainya? atau udah menendang samurainya di tahan sama kaki ryuu?? *maaf lagi ga ngonek*

    BalasHapus
  6. oh iya itu typo bang . maaf -__-"

    iya ditahan sama samurainya begitulah peh -_-a

    BalasHapus