Athazagoraphobia -- Chapter 1

Author : Watashi wa Rin desu~ *plaaak*
Genre : bukan psikopat , believe me v(‘^v ^)v  <--- leia!! XP
Warning : cerpen panjang .. gajelas , bermuter muter , watch out . Oh ya ! Ini Point Of Viewnya cowok , tapi maaf ya kalo nggak cocok -_- saya kan ceweeek T__T
Quotes from Author :
Well, satu lagi cerpen psikopat dari anak saiko J

Pada tau nggak arti athazagoraphobia ? Oke , mari kita googling ;

Athazagoraphobia
is defined as the fear of forgetting, being ignored, or generally anything dealing with the idea of forgetfulness. The definition can be extended to depression, anger, or deliberate isolation caused by one being forgotten, or dealing with death (thus being forgotten by those who have passed away).

Jadi , intinya , ketakutan akan dilupakan , ketakutan akan ditolak (dengan lingkungannya) pokoknya yang begitu begitu deh . Alus ya ? Hahahah -__- ga ada ide buat judulnya sih *plak*

========================================================================


Aku menatap gedung sekolahku yang hanya berjarak 5 meter dari pandanganku dan menatap orang orang di sekelilingku – anak kelas 7 , anak kelas 8 berseliweran dimana mana ... Well , populasi anak kelas 9 memang sedikit karena ini mendekati kelulusan , dan semuanya malas kembali ke sekolah lagi setelah sekian lama bertempur dengan setumpuk buku buku pelajaran dan setumpuk soal yang menyebalkan , mereka lebih memilih tinggal di rumah , ber-internet ria atau berjalan jalan dengan temannya – sementara aku tidak punya kerjaan di rumah . Aku melihat seorang anak laki laki berkacamata hitam full frame dengan rambutnya yang coklat berlari ke depan gerbang sekolah , ia sama tingginya denganku dan kami sama sama kurus . Orang orang sering menyebut kami kembar , hanya bedanya .. Aku tidak pakai kacamata yang minnya 4 seperti Willem

“Willem?” tanyaku “Dateng juga?” Willem memang punya sedikit keturunan Inggris , aku juga tidak tahu mengapa dia nyasar di sini -_-
“Abisnya bosen , bro” kata dia “Kalo gue dirumah palingan cuman disuruh ngepel , nyapu , nyuci baju, yaudah gue kabur dari rumah , alasanya ada acara penting di sekolah”
“Lu emang udah terdidik jadi babu ya kayaknya?” tanyaku sambil tertawa
“Sialan lu , Akira!”
“Lagian juga kita disuruh ke sekolah, kan ? Sama si Eri-yang-nyebelin-parah itu .. Buat apa sih? Sumpah , sok penting banget sih , emangnya ada cowok (dan cewek) yang suka sama dia?” kata Willem nyerocos , jujur
“Ngga tau ... Kayaknya kelas kita ngadain acara lagi” kataku sambil membayangkan acara kelas kami yang lalu ; begitu monoton , membosankan , bahkan Eri (yang mengadakan acara) saja tidak peduli dengan semuanya dan asik ngobrol dengan gengnya . Sejak saat itu aku trauma mengikuti setiap acara di kelas

Aku dan Akira berjalan menuju kelas kami ; kelas 9-3 , kelas paling menyebalkan dengan anak anak yang sangat ngefreak , nakal dan kelas kami sering disebut oleh guru guru ‘kelas masalah’ selama aku berada di kelas ini , sudah tidak terhitung berapa masalah yang kelas kami perbuat ; 

membuat guru marah , mencontek massal dan dihukum habis habisan oleh 3 guru sekaligus dan harus mengikuti ujian ulang (padahal tidak semuanya mencontek massal) , ada yang membolos selama 2 minggu , kabur saat jam pelajaran , melanggar peraturan sekolah... Pokoknya banyak deh!

Aku memutar gagang pintu kelasku dan mendorongnya sehingga aku dapat melihat Eri dan ketua kelas kami, Yuu sedang berada di depan kelas , mereka adalah pasangan yang baru jadian 2 minggu yang lalu , sepertinya Eri sangat membanggakan pacarnya itu . Aku menatap papan tulis  -- di papan tulis ada beberapa coret-coretan , sepertinya mereka sedang musyawarah , Yuu , Eri dan anak anak sekelas menatap kami selama 3 detik dan kembali terfokus kepada anak anak yang sedang duduk-tidak-beraturan dan menatap mereka , ada juga yang asik main poker dan berteriak teriak “GUE MENANG GUE MENAANG”

“Jadi.. Intinya kalian mau acara kemana??” tanyanya dengan suara melengking tinggi

Aku menatapnya dan menghela nafas , jika kau hidup diantara kelas 9-3 , pemandangan seperti ini akan sering kau temui saat ada guru  (atau bahkan saat guru sedang mengajar) : orang orang memakai headset  dan mendengarkan lagu , memainkan poker (atau UNO) dan  segelintir orang orang yang belajar dan membuka buku

Aku duduk di tempatku – entahlah , aku lebih suka menyendiri daripada bergabung dengan cowok cowok lainnya .. Aku menatap ke arah barat dan aku dapat melihat dengan jelas perempuan itu .. Ya... Aku menjulukinya ‘perempuan aneh’ bukan kenapa napa.. Tapi dia memang benar benar aneh

Namanya Hidari Reikimine , seorang anak perempuan berponi dan berambut panjang-pirang-ikal sepinggang , tidak ada yang tahu tentangnya .. Ia selalu terlihat sendirian , ia mempunyai mata hijau terang dan sorot mata yang tajam kepada setiap orang . Ia menatapku dan aku pura pura tidak melihatnya dan terfokus ke papan tulis dengan berbagai coretan tidak jelas

“Ayo!! Willem! Akira! Kalian belum voting” kata Eri sambil menghampiriku dan Akira , aku menatap perempuan berambut coklat ikal diikat dua yang serasi dengan softlensnya itu dengan sinis , menyebalkan

“Terserah sih..” kataku sambil terenyum pada Willem
“Kita sih nurut aja”
“Oke , jadi pada setuju, ya? Berhubung kita udah kelulusan... Kita nginep di villa hari Jum’at tanggal 13?” kata Eri sok bijaksana “Villa milik Yuu... Dekat kok , lagipula kita hanya menginap 3 hari , saat hari libur nasional . Disana juga ada pemandian air panasnya , ada TV , wi-fi....”

 Oh ayolah , bisakah perempuan itu mulutnya dilakban hanya untuk sehari??

“Oya.. Kita melupakan seseorang” kata Ayumu , perempuan  yang senang mengintimidasi tersebut sambil menatap Hidari yang daritadi hanya terdiam saja
“Lu ikut gak??” tanya Eri kasar sambil menghampiri Hidari “Terserah sih ikut apa nggak... Kita gak maksa”
Hening . Tak ada jawaban
“Eh jawab!!” kata Ayumu
Ia terlihat berpikir , kemudian menatap Ayumu dan menggeleng pelan

“Gitu ya? Bagus deh” kata Eri sambil mengibaskan rambut ikalnya dan berjalan dengan angkuh ke depan kelas “Okay , bye now ! Rapat kelas dibubarkan... Bagus banget ya? Kita tanggal 13 bakal party party tanpa ada pengganggu yang sok alim dan pendiam itu” kata Eri sambil menatap Hidari penuh kemenangan

Aku menatap Hidari yang daritadi terdiam di bangkunya . Mukanya merah , entahlah.. Ia seperti menangis – aku tak tahu , yang jelas .. Kelasku juga terkenal akan bullyingnya , kemunafikan mereka ataupun kefrontalan mereka . Mereka suka menyiksa adik adik kelas dan teman teman seangkatan , padahal menurutku , seharusnya merekalah yang disiksa . Semuanya yang tidak terlibat juga seakan buta , tidak melihat penyiksaan yang ada di depannya




------------------------------------------------------------------------------

Aku berjalan menuju villa milik Yuu yang berjarak puluhan kilometer dari rumahku dengan menenteng koper kecil yang berisi baju yang jumlahnya pas pasan untuk 3 hari , sejujurnya saja .. Aku malas... Tapi ini lebih baik daripada tidak melakukan apa apa dirumah , aku akan pergi kesana naik bus, karena villanya begitu jauh (dari rumahku)

Aku melewati rumah Willem yang bertingkat tiga dan melihat dari balik pagar Willem sedang memasukkan banyak barang ke koper merah besarnya dan memasukkan koper tersebut ke dalam bagasi mobil Alphardnya yang mewah . Willem memang orang kaya , tapi ia tidak sombong . Ia adalah anak yang baik
“Hoi Wil!” sapaku padanya
“Halo juga!” sapanya ramah “Mau numpang?” tanyanya
“Nggak ah .. Jalan juga bisa , kan ada bus”
“Gak apa apa!” seru ayah Willem dari dalam mobil Alphard “Naik aja , nak!”
“Baiklah” kataku pada Willem yang mengedipkan matanya kepadaku “Makanya , jangan sok jual mahal!” aku menyikut perutnya sehingga ia kesakitan
“Villa milik Yuu, kan? Ah... Disitu sepi sekali , you better watch out , boys” kata ayah Willem yang sedang menyetir  “Dan banyak rumor tentang kompleks villa itu”
“Oya?” kata Willem sambil mengunyah coklat Silver Queen yang ada di tangannya dan membaginya sedikit kepadaku “Kenapa?”
“Yah..... Banyak-lah.. Aku tidak ingin membuat kalian takut” kata ayah Willem

Kami semua terdiam

Setelah beberapa lama – kami akhirnya sampai di depan sebuah komplek villa, aku menatap gerbang komplek villa bertuliskan “VILLA BAMBU” tersebut . Papan tersebut sudah pudar dan terlihat lapuk . Gerbangnya yang berwarna hijau tua juga sudah karatan dan terkelupas dimana mana , aku dapat melihat wajah bete Eri yang sudah menunggu kami semua , aku turun dari mobil , mengucapkan terimakasih pada ayah Willem , mengambil koperku dan menatap teman teman sekelasku yang sudah menunggu

“Maaf... Aku terlambat” kataku pada teman teman sekelas -- oke , bukan sekelas karena hanya sedikit sekali yang datang kesini
“Siapa aja yang nggak dateng?” tanya Willem
“Banyak... Yang hadir disini aja cuma 10 orang .. Ternyata pada nggak bisa , ada acara keluarga-lah, ada kepentingan-lah , gak dibolehin-lah.. Dasar banyak alasan , yang paling banyak nggak ikut sih para cewek cewek sok rajin dan sok alim” kata Eri dengan nada sok “Masa dari 30 orang yang bisa hadir cuma 10 orang ? Miris banget”
“Oh yaudah” kata Eri “Berhubung semuanya udah kumpul , gue mau jelasin satu hal yang pasti bakal seru banget di acara kita ini!”
“Oya?” kata Willem sok tertarik “apaan tuh?”
“Kita selama 3 hari ga boleh internetan , yang bawa laptop , handphone , I-pod , atau barang komunikasi apapun harus ditaro di koper ini, gimana?” kata Ayumu sambil menunjuk koper hitam kecil yang dia bawa “Biar kompak!! Kelas kita tuh dicap ngga kompak sama guru guru!”
“Niat abis” kata Rena sambil mendesis “Terserahlah”
“Oke , semuanya! Kumpulkan!!”
Satu persatu teman teman sekelasku menaruh handphonenya di koper menyebalkan itu , entahlah , aku tidak tahu apa maksud perempuan gila ini , tapi aku dan Willem memutuskan untuk tidak mengikutinya dan men-silent-kan handphoneku dan menaruh handphoneku di kantong , lagipula tidak ada yang peduli dan tidak ada yang melihat kami
“Willem! Sudah menaruh handphonemu?” tanya Ayumu memandang curiga kepada kami
“Sudah” katanya tenang
“Baguslah” kata Ayumu percaya dan kemudian mengajak kami masuk ke komplek villa tersebut melalui jalan setapak .. Nggak penting abis , udah ada boulevard malah milih jalan setapak yang sempit-gak-jelas

“Kita udah sampe” kata Yuu sang ketua kelas sambil menujuk ke arah rumah tua bercat coklat yang sudah tampak tidak terawat
“Yang bener aja, Yuu??” seru Eri sambil berteriak “Eh gila! Ini bener bener nggak layak pake!!”
Kata kata Eri seolah mewakilkan semua yang ada di pikiran kami , yep.. Kali ini dia bener

Aku menatap rumah tua bertingkat dua tersebut , cat coklatnya sudah terkelupas , ada temboknya yang ditumbuhi jamur dan pagarnya sudah terbelit oleh tanaman liar, kayu kayu di rumah itupun sudah lapuk dan atapnya ada yang bolong , rumah itu juga ada di ujung jalan , terisolir , tidak dekat dengan villa villa lainnya

“Sudah kubilang, kan?” kata Yuu “Kamunya malah tetep maksa , ngepromosiinnya lebay pula.. Tapi tenang aja , di dalamnya nggak seseram di luarnya , nggak percaya ? Bibi aku tinggal disini.. Dia orangnya rapih , jadi di dalemnya bener bener bersih”
“Bibi kamu mana?” tanya Eri
“Eng... Dia udah meninggal seminggu yang lalu..” kata Yuu “Sekarang , cuma satpam yang ngejaga disini , dan dia datengnya cuma pas malem doang”
“APA??” geng Eri berseru keras sementara cowok cowok yang lain hanya tersenyum dengan evil smile mereka dan berbisik “Kayaknya bakal seru, nih”
“Gila! Udah batalin aja!!” kata Eri “Gila!! Ini gila! Masa kita nginep di rumah hantu begini?? Kalo ada pembunuhan ? Pembantaian? Gak bakal ada yang sadar!!”
“Gimana sih?? Gak konsisten!!” kata Ryuu , cowok basket bertubuh atletik yang langsung nyamber “Lu udah maksa maksa kita rapat , maksa maksa kesini ! Gak konsisten banget! Lagian mana ada pembunuh psikopat di sekitar sini.. Dijaga satpam kali!”
Eri menatap Ryuu dengan tatapan sinis “Lalu? Apa gue kasian sama mereka?? Gue gamau! Sejahat jahatnya orang pasti ada yang bisa lolos!!”
“Ryuu bener!” kata Yuu kepada Eri “Aku udah minta izin setengah mati sama mama , papa dan satpam disini, nih!”
“Aku juga!” sambut cewek cewek yang lain

Eri hanya menatap mereka dengan tatapan gua-tendang-lu-dari-sini-

“Yaudah” kata Eri pasrah “Gue gak akan banyak ngomong lagi”
“BAGUUS!!” sorak anak laki laki “Eri nggak ngoceh ? Gue bersyukur parah”
Anak anak perempuan yang ikut kegiatan inap-menginap ini juga tersenyum dan tertawa , jumlah mereka hanya 5 orang .. Pas sekali , cowok 5 orang dan cewek 5 orang (yang hanya terdiri dari geng Eri) “Bagus deh ya? Gak ada yang cerewet lagi”

Eri menatap mereka semua dan menunduk , dan kemudian langsung terisak dan mengambil tisu dari tasnya yang berwarna pink cerah .. Dasar drama queen

Yuu membuka pagar villa tersebut dan mempersilahkan kami masuk , yang pertama masuk aku , disusul Willem dan anak anak cowok lainnya , baru perempuan yang masuk

Ternyata memang benar , di dalam villa jauh lebih bersih daripada bagian luarnya – ruang tamunya sangat besar dengan lampu gantung yang sangat mencolok di atas , ubinnya sangat putih , tidak ada satu kotoranpun di ubin tersebut , dindingnya memakai wallpaper bercorak coklat – hitam – putih dan tidak ada satupun yang terkelupas ,  ada 4 sofa coklat  yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat nyaman , sebuah meja bundar berisi teh dan kue kue , dan sebuah televisi flat yang cukup besar dan jika berjalan sedikit , kau akan menemukan tangga yang mengarah ke atas – ke kamar kami semua , dan jika kau berjalan ke barat kau akan menemukan ruang makan dan dapur yang besar yang bernuansa kuning dengan lampu lampu kecil dan lampion disekelilingnya , dan juga lilin lilin dengan cetakan lucu dan unik di meja makannya , aku heran .. Apakah Yuu yang menyiapkan ini semua?

“Eri mana?” tanya Yuu dengan nada cemas “Aku khawatir sama keadaan dia”
“Oh please deh , Yuu... Your girlfriend is rated E for everyone” kata Ayumu sambil tertawa, aku menatap Ayumu – hey bukankah dia juga teman Eri ? Kenapa dia backstabber begitu? Anak perempuan memang tidak bisa dimengerti
“Jahat banget” kata Yuu , cowok anak futsal dan cowok paling tinggi di kelas itu “Dia emang nyebelin , tapi... Tetep aja, walaupun gitu.. She’s my girlfriend”
“Hahaha cewek kayak gitu masih dipertahanin ? Kita aja gak kuat se-geng sama dia” kata Aikawa sambil meminum segelas teh dari meja bundar itu
“Kayaknya dia di kamar” kata Rena “Gak tau deh..”
“Biarin , dia lagi galau”
“EH LIAT !! INI SIARAN ULANG PERTANDINGAN BOLA SEMALEM!!” seru para anak laki laki yang daritadi sedang asik memindah mindahkan channel TV
“Gue udah nonton”
“Gue ketiduran”
“Nonton lagi yuk!!”

Kami semua tenggelam di pertandingan bola , seperti supporter bola sungguhan , kami benar benar meloncat di sofa , berteriak atau memaki maki saat gawang kejebolan . Sementara itu anak anak perempuan sedang membaca majalah khusus perempuan , bagiku , majalah majalah itu aneh , aku tidak suka covernya yang begitu mencolok mata dengan warna pink , ungu , atau merah menyala yang menyakitkan mata , dan isinya juga... Tentang kosmetik , kecantikan , baju , fashion , hueks..  What the hell with that

“Eh udah jam 4” kata Ayumu mengalahkan suara TV “Pertandingannya juga udah abis.. Jadi pada mau apa ? Sepedaan yuk!! Pake fixie , tadi ada fixie kok di garasi”
“Eh si Eri gimana kabarnya?” kata Yuu “Daritadi aku gedor gedor malah ngebentak”
“Yaudah kita kesana deh” kata Ayumu sambil bangkit dari sofa dan berjalan menuju anak tangga “Eri!! Masak yuk! Kita semua mau makan!!”
Hening, tidak ada jawaban
“Eri! Ayolah , Eri!!” kata Rena menggedor gedor “Buka pintunya!”
“Aku dobrak!” kata Yuu sambil mengambil ancang ancang “Awas!!”
Ayumu dan Rena menyingkir dari tempat itu , dan melihat Yuu mendobrak pintunya dengan sepenuh tenaganya – dan pintu itu terbuka

“Apa-apaan??!” teriak Yuu saat masuk ke dalam dan melihat“ERI!! ERI!!”

“Ada apa sih teriak teriak??” kataku langsung masuk ke dalam , disusul dengan teman teman yang lain dan jeritan para anak perempuan membuat bulu kudukku tambah merinding , lututku lemas , aku dapat melihat punggung Yuu bergetar . Aku dapat dengan jelas mencium bau amis darah , dan dinding di sekitar kami dipenuhi cipratan noda merah dan sesuatu kental berwarna merah yang mengalir dari leher Eri yang menggantung di langit langit kamar tersebut – darah

“Eri !! Eri kamu kenapa??” kata Yuu , aku dapat melihat air mata mengalir dari kedua mata Yuu “Eri!! Dengerin aku dengerin aku!! BAKA!! Kamu nggak denger?? Jangan bikin aku khawatir!”
Tidak ada jawaban
“Yuu... Percuma” kataku dengan suara parau, mencoba menenangkan temanku yang sedang ketakutan setengah mati karena pacarnya tergantung seperti itu “Semuanya juga udah tau...”
“Eri udah nggak ada”

=====================================================

To be continued~~

How's this story ? Bad ? Good ? 3:D
Well, I'm working on chapter 2 to 3 !!
Arigatou for reading~ XDD 

This entry was posted on 27 Mei 2011. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

6 Responses to “Athazagoraphobia -- Chapter 1”

  1. bagus Lip ceritanya tapi aku masih bingung haha XD tokoh cowonya siapa? willem ato akira?

    itu gantung diri? emang berdarah ya Lip? bukannya ada bekas tali di leher nya gitu? ato di bunuh dulu di sayat sayat pake pisau baru di gantung?

    tapi bagus ko.. ayoo lanjuuut :3 bikin lebih horror yah di chapter selanjutnya XD

    BalasHapus
  2. Makasih ipeeeh XDD

    itu tokoh utamanya Akira bang \.__./

    iyaa lehernya di gorok dulu baru digantung hahahaha 3:D *ketawa setan*

    lebih horror ? aah I'm stuck , peh TT_TT
    iya deh saya coba!! XDD

    BalasHapus
  3. owh hehe XD gua lagi jelek dalam bahasa bang.. gua pikir itu tokoh utamanya willem karena beberapa part gua baca itu pas dialog willem haha XD *plak

    apa ga putus? wew haha gua tau eri itu 'ngambil' sifat dari siapa haha XD

    ayoolah O~chan, you can do it!! you can do it!!! yeaaah

    BalasHapus
  4. hehehehe pantes peeh XDD

    nggak doong *plaaak* hahaha XD sifat Eri ngambil dari .. emm siapa yaa ? XXDD hahaha

    Oke , peh ! I will do it yeaaaah XD

    BalasHapus
  5. hehe maaf gua lagi ga enak badan lip jadi pikirannya ga konek *ngeles*

    hahaha XD ketauan banget itu bang

    ok gua tunggu lanjutan nya!! :D

    BalasHapus
  6. pantesan si ipeh ga konek , biasanya konek XXDD hahaha ampuuun XD

    hahaha XD emang cocok sih , dan pantas 3:D *ditendang*

    oke baaang !! ;D

    BalasHapus